Tuesday, August 4, 2009

Gulma Selalu Merugikan, Masa sih?

Gulma

Sejauh ini kita mengenal gulma sebagai tumbuhan pengganggu, khususnya untuk sektor pertanian. Pemikiran ini timbul karena melihat akibat dari banyaknya populasi gulma di daerah pertanian menyebabkan produksi tanaman pangan berkurang. Oleh karenanya, banyak petani yang memusnahkan gulma dari area lahan tanam mereka. Padahal, gulma tentu saja tidak selalu merugikan. Populasi tumbuhan tersebut juga memiliki potensi bagi kehudupan manusia.

Kelompok gulma yang banyak dikenal oleh masyarakat umum antara lain eceng gondok, kiambang, kiapu, rumput-rumput air, babarasan, papadasan, purun tikus, dan bondong.
Tumbuhan-tumbuhan liar tersebut tidak selamanya hidup sebagai penggangu atau parasit. Mereka juga mempunyai fungsi masing-masing dalam kehidupan.

Harga yang relatif murah dan mudah didapat menjadikan bisnis furniture dan tas berbasis eceng gondok menjadi pilihan bagi yang mencari peluang usaha. Namun yang perlu diperhatikan adalah kualtas dari eceng gondok tersebut, karena tidak sembarangan saja ada beberapa kriteria seperti daun eceng gondok yang sempurna terutama ketebalan dan besarnya tanaman tersebut. Biasanya bisnis berbasis eceng gondok untuk pembuatan ayaman tikar, tas ataupun furniture seperti kursi, lebih sering ditemukan didaerah-daerah, karena ini merupakan bisnis usaha kecil terutama home industri. Skillnya pun sangat terbatas hal ini disebabkan perlunya ketelitian daan kelenturan jari-jari dalam mengayam serat-serat eceng gondok menjadi sekumpulan serat.

Sebagaimana paku air (misalnya semanggi air dan azolla) lainnya, kiambang juga bersifat heterospor, memiliki dua tipe spora: makrospora yang akan tumbuh menjadi protalus betina dan mikrospora yang akan tumbuh menjadi protalus jantan. Paku air ini tidak memiliki nilai ekonomi tinggi, kecuali sebagai sumber humus (karena tumbuhnya pesat dan orang mengumpulkannya untuk dijadikan pupuk), kadang-kadang dipakai sebagai bagian dari dekorasi dalam ruang, atau sebagai tanaman hias di kolam atau akuarium. Karena dapat tumbuh sangat rapat hingga menutupi permukaan sungai atau danau, muncul pepatah Melayu "biduk berlalu, kiambang bertaut", yang berarti setelah gangguan berlalu, keadaan akan kembali seperti semula.

Pistia atau sering juga disebut juga Apu-Apu adalah salah satu jenis tanaman air. Ia sering kita jumpai di sawah-sawah, tanaman ini merupakan fullday plant. akan kelihatan cantik ditempatkan di Pot, namun tanaman ini memiliki intensitas fotosintesis yang tinggi, sehingga akan boros air.