Saturday, May 7, 2011

Daur Ulang Kertas sebagai Upaya Mengatasi Pemanasan Global

Daur Ulang Kertas Sebagai Upaya Mengatasi
Pemanasan Global
(Nana Citrawati Lestari, NIM. A2C110009, SDN Pengambangan 3, Banjarmasin)

Global warming atau yang juga kita kenal dengan pemanasan global, merupakan sebuah isu lingkungan hidup yang sudah tidak asing lagi kita dengar. Hampir setiap lapisan masyarakat sudah mengerti apa dan bagaimana itu pemanasan global dan menyadari bahwa kita telah ikut andil terhadap efek dari pemanasan global yang saat ini kita semua rasakan tetapi tanpa ada tindakan sebagai bukti nyata bahwa kita telah menyadari kesalahan kita selama ini (Falrisya, 2010). Sementara itu, efek pemanasan global justru semakin bertambah seiring dengan peningkatan emisi karbon ke atmosfer di mana kitalah penyumbang terbesar efek kerusakan lingkungan tersebut. Salah satu sumbangan kita terhadap pemanasan global yakni penggunaan kertas yang begitu berlebihan bahkan bisa dikatakan mubazir.
Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, sebuah media utama yang menunjang manusia dalam menuangkan informasi berupa tulisan dan gambar. Kertas juga dapat dijadikan sebagai bahan baku kerajinan (Falrisya, 2010). Selain itu kertas memiliki kegunaan lain misalnya kertas pembersih (tisu) yang digunakan untuk kelengkapan hidangan, kebersihan ataupun toilet. Kertas dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp yang dibuat dari kayu jati, cemara, pinus, Ek, dan lain-lain (Agustina, 2007).
Pohon yang merupakan bahan baku kertas kini telah begitu banyak berkurang dari muka bumi. Padahal di muka bumi ini pohon mempunyai fungsi yang sangat penting sebagai penjaga keseimbangan lingkungan. Hal ini dikarenakan pohon dapat menyerap CO2 berlebih yang dihasilkan oleh manusia, sekaligus dapat memproduksi oksigen. Sementara untuk proses produksi kertas, kita telah begitu banyak menebang pohon sehingga merusak hutan. Selain itu proses produksi kertas juga menghasilkan sejumlah emisi serta limbah sisa proses kimia dan mekanik, antara lain proses sulfit dan proses alkali guna mencerna kayu menjadi pulp. Belum lagi adanya proses pemutihan dengan menggunakan klorin. Proses-proses tersebut banyak berakibat buruk bagi lingkungan.

Dalam sebuah proses produksi kertas antara lain (Falrisya, 2010):
  • Satu batang pohon dapat menghasilkan oksigen yang dibutuhkan untuk tiga orang bernapas.
  • Untuk memproduksi satu ton kertas, dibutuhkan tiga ton kayu dan 98 ton
bahan baku lainnya.
  • Untuk memproduksi satu kilogram kertas dibutuhkan 324 liter air.
  • Untuk memproduksi satu ton kertas, dihasilkan gas karbondioksida (CO2) sebanyak kurang lebih 2,6 ton atau sama dengan emisi gas buang yang dihasilkan oleh mobil selama 6 bulan.
  • Untuk memproduksi satu ton kertas, dihasilkan kurang lebih 72.200 liter
limbah cair dan satu ton limbah padat.
  • Industri kertas adalah pemakai energi bahan bakar ke-3 terbesar di dunia.
Dari data di atas, begitu banyak efek negatif yang ditimbulkan oleh penggunaan kertas daripada efek positifnya. Namun kertas kini sudah menjadi salah satu kebutuhan utama manusia, sama pentingnya dengan kebutuhan energi listrik. Kebutuhan kertas untuk pendidikan dan media informasi memang tidak dapat dihindarkan. Jika kita sulit mengurangi penggunaan kertas, bagaimana jika dengan mengurangi pemakaian pohon sebagai bahan bakunya? Kita bisa memproduksi kertas dari hasil daur ulang limbah kertas. Kertas dapat didaur ulang dengan mencampurkan kertas bekas dengan material kertas baru. Namun kertas akan selalu mengalami penurunan kualitas jika terus didaur ulang. Untuk itulah kertas harus didaur ulang dengan mencampurkan material baru atau mendaur ulangnya menjadi bahan yang berkualitas lebih rendah.
Daur ulang adalah sebuah proses menjadikan suatu bahan bekas menjadi baru kembali dengan tujuan mencegah adanya penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi dan mengurangi kerusakan lingkungan seperti polusi, kerusakan lahan, serta emisi karbon dan gas rumah kaca. Seperti halnya dalam proses hierarki sampah yaitu 3R (Reuse = penggunaan atau pemakaian kembali, Reduce = mengurangi penggunaan, dan Recycle = daur ulang).
Proses daur ulang sangat mudah dan dapat dilakukan sendiri dirumah. Berikut ini merupakan langkah-langkah daur ulang kertas yang telah dirangkum dari Hartono (2010) dan Falrisya (2010), antara lain:
1.        Kertas limbah atau kertas bekas di potong kecil-kecil kemudian direndam di dalam air kurang lebih satu hari, setelah lunak kemudian diblender sampai menjadi bubur kertas.
2.        Setelah itu bubur kertas di cetak dengan menggunakan alat cetak dari kawat kasa berbingkai.
3.        Tempelkan lapisan kertas yang baru ini ke permukaan keras yang rata, misalnya papan kayu. Lepaskan dari saringan kasa.
4.        Serap permukaan kertas yang baru dengan kain untuk menghilangkan kelebihan air. Jemur hingga benar-benar kering di terik matahari.
5.        Saat kertas baru sudah kering, lepaskan perlahan dari permukaan papan.
6.        Jika ingin membuat kreasi dari kertas, misalnya membuat kertas bermotif, kita dapat menambahkan dedaunan atau bahan lain pada saat penyaringan.
Meskipun dengan daur ulang tersebut kita telah mempunyai solusi terhadap pembuatan kertas, namun kita tetap harus menggunakan kertas secara bijak dengan cara menghemat penggunaannya. Penghematan terhadap kertas bisa kita lakukan dengan menghindari penggunaan tisu toilet yang berlebih, memeriksa hasil pengetikan dengan cermat dan teliti sebelum dicetak, dan untuk pengumpulan tugas kuliah yang biasanya berbentuk printout bisa kita ganti dalam bentuk file saja. Sekecil apapun upaya kita untuk memperbaiki lingkungan, tentu tidak akan membuahkan hasil dan tak ada kata sia-sia untuk suatu perbuatan baik.


Referensi:
Agustina, L. 2007. Hemat Kertas Yuk! Pakai Seperlunya.
Diakses 27 Maret 2011

Falrisya, D. 2010. Desain Berkelanjutan: Efek Produksi Kertas Terhadap Lingkungan. Fakultas Seni Rupa dan Desain. ITB. Bandung.

Hartono, R. 2010. Kreasi Mendaur Ulang Sampah. Petungsewu Wildlife Education Center. Malang. 

No comments: